KANTOR POS DAN GIRO MEDAN, Bangunan bernilai historis

18 02 2010

Kantor Pos & Giro yang letaknya berada di persimpangan Jl. Balai Kota tepatnya menghadap ke lapangan merdeka medan (dulunya disebut esplanade) merupakan bangunan sejarah peninggalan zaman kolonial Belanda. Fungsi bangunan yang tidak berubah dari dulu yaitu sebagai jasa pengiriman surat dan pengiriman lain sangat menopang dan menjadi fungsi yang fundamental untuk masyarakat kota Medan.

Bangunan ini dibangun pada tahun 1909-1911 oleh seorang arsitek bernama Snuyf yang dulu merupakan Direktur Jawatan Pekerjaan Umum Belanda untuk Indonesia pada masa pemerintahan Belanda. Bangunan satu lantai yang terlihat kokoh dan megah ini dibangun dengan konsep Neo Classic. Lantai dati tegel/Marmer berdimensi besar menambahkan kemegahan bangunan ini. Dinding terbuat dari bahan bata (plester) sedangkan atapnya dari genteng.

Bangunan megah yang berdiri disudut lapangan merdeka ini memiliki luas bangunan 1200 M² dengan tinggi 20 m, panjang 60 m dan lebar 20 m. Aktifitas sehari-hari yang dapat dilihat disini adalah hilir mudik masyarakat dan petugas pos & giro dalam menjalankan tugas mereka. Bangunan yang memiliki vokal point berupa hall utama yang berbentuk segi delapan dengan langit-langit berupa dua kubah yang megah. Tinggi bangunan dan keberadaan kubah yang besar dan juga bukaan bangunan yang maksimal, membuat suasana didalam bangunan terasa sejuk. Bangunan ini juga berada tepat disudut persimpangan menghadap air mancur yang dulunya merupakan air mancur Nien Huys.
Jendela dan ventilasi sebagai bukaan yang memberikan nilai estetis dan juga sirkulasi udara yang baik didalam bangunan melingkupi 50%-59% dari fasade bangunan. Bila kita kaji lebih jauh, bangunan ini memiliki nilai sejarah, nilai estetis, nilai sosial, nilai fungsional, dan juga nilai struktural yang tinggi. Beberapa kali bangunan ini juga dipugar oleh pemerintah agar tetap kokoh menjadi saksi bisu sejarah kota medan.

Mungkin sangat sedikit dari kita yang menyadari bahwa bangunan megah ini memiliki nilai historis yang tinggi dan perlu dipertahankan. Semoga bangunan ini tidak musnah akibat perkembangan jaman dan juga kepentingan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Banyak bangunan lama yang begitu saja dimusnahkan dari kota medan tanpa mempertimbangkan nilai historis dari bangunan tersebut. Maukah kita kehilangan bukti sejarah atau bahkan kehilangan citra kita terhadap bangunan lama bersejarah.





KAMPUNG KELING sebagai wisata budaya dan kuliner Medan

18 02 2010

Dari namanya saja kita bisa menebak bahwa kampung keling merupakan permukiman yang penduduknya mayoritas adalah orang keling atau keturunan india. Kampung keling yang berada diKota Medan masih kental sekali dengan nuansa kehidupan orang-orang keturunan india yang beragama hindu. Keberadaan beberapa Kuil tempat persembahyangan mereka adalah salah satu yang mendukung keberadaan mereka. Aroma, tempat tinggal, dan keseharian mereka kerap menjadikan suatu tontonan budaya yang unik, sehingga daerah ini memiliki ciri khas tersendiri.

Keramaian di daerah ini tergolong cukup ramai dan padat karena banyak terdapat pusat-pusat perbelanjaan yang menawarkan aneka produk. Tailor, Toko Roti, Souvenir shop, sampai mall terbesar di medan (SUN PLAZA MEDAN) menghiasi daerah ini. Pada malam tahun baru misalnya, masyarakat membludak membanjiri daerah sekitar Jl. Zainul Arifin Kampung Keling untuk menyaksikan pesta kembang api. Sepanjang jalan ini memang dikenal banyak kembang api disuguhkan dengan aneka macam warna.

Kebudayaan yang amat unik serta aneka kuliner yang khas menjadikan kawasan ini sangat digemari orang. Selain memiliki nilai historis yang banyak dikenal orang, tempat ini bisa dijadikan sebagai tempat jalan-jalan sambil menikmati kuliner disekitarnya. Memang belum terencana dan terkonsep dengan baik, namun kita harus tetap memperhatikan potensi yang sebenarnya bisa digali dan dimanfaatkan.

Disini saya akan melampirkan Essensial Guide & Maps of Kampung Keling sebagai panduan untuk melakukan perjalanan di daerah ini. Panduan ini merupakan hasil kerja keras dari team tempat saya bekerja di kantor Ibu Rika Susanto, ST. Kekompakan yang terjalin antara kami (B’ Rika, B’ Imel, Anton, Heni, Tuti, Rani, dan juga pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu) akhirnya menghasilkan panduan ini. Semoga bisa bermanfaat dan membuka paradigma kita terhadap kemajuan kota Medan.